Claudhy Fitria. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

7 Aturan Dalam Mendaur Ulang Lagu

Rule #1: If you flip the gender in the lyrics of your cover, you’re making a crappy cover version.
Listen, sing it like it was sung before, regardless of whether you’re a man or a woman. If you can’t handle the homo-eroticism that this causes, get out of the kitchen. There’s a few songs that work toward proving that this rule is true. Sheryl Crow’s “Sweet Child of Mine” and Joss Stone’s “Fell in Love With a Boy” are horrifying examples, but not the worst..

Jadi lagu apapun yang kamu nyanyikan seandainya ada cinta untuk dia (pria/wanita), tetap nyanyikan saja. Jangan diubah lirik nya, misal nya kamu (cowo) yang nyanyi lagu cewe. Lagu asli nya ditujukan untuk “he”, ya jangan diubah jadi “she”. Kamu kan cuma meng-cover lagu orang, pendengar asli nya pasti pengen lirik asli yang dinyanyiin, bukan lirik yang dirombak ama kamu!

Rule #2: If everyone else’s cover of the song you covered covers your cover version, you’ve probably done a good job.
Band kamu lagi mengcover lagu (misalnya) lagu Dream Theater – Fatal Tragedy. Terus band kamu ikut acara musik dan mainin lagu itu, direkam pula dan diupload YouTube. Pas ditonton di YT, ada banyak komen positif dan hasil cover band kamu lebih disukai. Lalu band2 yg lain ikut2an cover lagu DT itu tapi pake style cover band kamu.

The result is, band kamu bisa dikatakan bagus dalam hal meng-cover lagu itu karena ada banyak yang ter-influence. Tapi jangan keseringan lho. Original one is a better!

Rule #3: If a band’s first single is a cover song, that may be an indication that the band’s own songs aren’t all that.
I’m not here to talk crap about The Black Crowes, but when “Hard to Handle” was their first single, it occurred to me that the band might not be so good. And sure enough, I didn’t find much else to like about their first record. They got more interesting as time has gone on, but their musicianship has always been better than their songs, in my opinion. That’s why their most satisfying record is the one where they do all Led Zeppelin songs with Jimmy Page. Well, that and the song “Sometimes Salvation”– that’s pretty great, too.
I feel like the Black Crowes are an exception, as even a really good cover as a first single is a sure sign that you have a one-hit wonder on your hands:

Single pertama dari sebuah band adalah lagu cover dari band terkenal. Strategi yang bagus untuk langsung mengenalkan band baru itu. Persoalan nya adalah bagaimana dengan lagu2 lain nya?

Dari artikel ini, dijelaskan bahwa band The Black Crowes mengcover  lagu2 Led Zeppelin dalam album mereka. Itu hal yang  bagus untuk mengenalkan band baru, tapi perhatian kepada lagu2 buatan mereka jadi kurang. Imbasnya? Just to be cover band, not more.


Rule #4: If you don’t know the words, don’t just make up your own. Look them up. It’s easy.
One of my all-time favorite bands is Moxy Fruvous. I’d link to their website, but they let it lapse many years ago, as they went on hiatus back in the 20th century, leaving their de facto lead singer as a popular CBC host, and the other guys in the band to do whatever it is Canadians do, like play in Great Big Sea and teach Canadian folk songs to school children. And I loved this band, but their cover of Abba’s “Dancing Queen” has made me cringe for years.

Lyric from Abba: See that girl, watch that scene, diggin’ the dancing queen.
Moxy Fruvous version: See that girl, catch that beat, diggin’ the dancing queen.
Now here’s the thing about Canadians. They enunciate. It’s what makes them great. But every time that non-rhyming “beat” was sung with proper emphasis on the “t,” I wanted to punch someone. Sure, that’s because I’m an OCD lyrics nerd, but I couldn’t have been alone.

I’m sure there’s countless examples of this, but unless you’ve got some important reason you’re changing the lyrics … and it better be good … sing them right. It’s not your song to change.
And because I do love Moxy Fruvous, enjoy one of their original songs:

Berhati-hati dengan lirik! Begitulah rules no. 4 ini. Jangan diotak-atik seenaknya (nyambung ama rules No. 1). Kalo memang kamu ga tau lirik nya, Google dong ah. Gitu aja males, apalgi nyanyi nya. It’s not your song to change.

Rule #5: If you’re not the first to do the novelty cover, don’t do the novelty cover.
This is the part in this post where I should link to 300 covers of “Single Ladies.” Or some sort of parody version of Cee Lo’s “Fuck You.” Were I the czar of music for this great country of ours, there’d be an application process to do a novelty cover, especially when the song itself is practically a novelty song (I’m looking at you, Mr. Green). It’s just too much. Thousands of tweets per day are wasted on horrible cover songs made for horrible reasons. I can’t tell you how many novelty covers there’s been of “Empire State of Mind” AFTER the only that’s ever mattered:
 
Soal ini gue nyerah deh, liat aja ya bahasa inggris nya…
 
Rule #6: If you’re a band opening for someone famous, and no one knows you all that well, a well placed cover song will win you some fans.
This is pretty much the corollary to rule #2 above. It’s ok, if you’re brand new, to play a cover. In fact, it will probably help. I mean, if you’re in a club, and there’s a bunch of people waiting around to see the band they really want to see, and they don’t know who the heck you are because your single hasn’t really caught on yet, it’s a great time to play a cover. Now don’t go playing the same cover songs as everyone else. We don’t need another version of “White Rabbit,’ or anything by The Beatles or Rolling Stones.

The best cover song move I’ve ever seen was when Dream Theater opened for Yes. Because the older Yes fans were probably wondering who these metal kids were, they needed a way to get into their good graces. And they did something that most bands would never attempt: they covered the headliner! And it was glorious. This is (unfortunately) the best clip I could find of Dream Theater playing Yes’s “Machine Messiah” while opening for Yes. Amazing.

Nah ini yang paling seru, jadi opening band terkenal! Siapa yang ga mau coba ? Kamu langsung tenggelam dalam euforia kegembiraan, senang dan bahagia. Teman2 kamu di band juga sama. Setelah masa2 indah, baru kepikiran. Ntar mainin lagu apa?

Lagu buatan kamu udah pasti, terus lagu apa lagi ? 1 hal yang pasti menurut rule ini : Cover lagu band yg menjadi main star di acara ini. Misal nya, kamu jadi opening band RUSH maka band kamu setidaknya mainin lagu RUSH yang terkenal banget macam YYZ, Tom Sawyer de el el.
Pertanyaan pun muncul. Kenapa ? Untuk mencuri perhatian. Rata2 penonton yg datang pasti pengen lgsg nonton main act nya, bukan band2 yg jadi opening. Terlalu lama dan menyebalkan, tapi beda kalo kamu mainin lagu sendiri disambung lagu band main act itu, udah pasti menyedot perhatian. Penonton yang awalnya berujar,”Nih band apa sih?” menjadi “Wow, keren banget band itu mainin lagu RUSH – YYZ. Mantap bgt!” Proud!!

Contohnya adalah pas band Dream Theater menjadi band pembuka band prog metal jadul, YES. Mereka mainin lagu YES,”Messiah” dan berhasil mencuri perhatian penonton!


Rule #7: There’s enough acoustic versions of Top 40 hits on Youtube to last society through the End of Days. For godsakes people, stop!
Here’s the search results for “Kesha acoustic cover.”
It’s not pretty, people! There’s two different ones at the top there with over a million views each. That’s about 5 million minutes of time spent watching acoustic covers of a song that wasn’t even that good in the first place. Multiply that by all the songs in the world and all the versions, and all of that time could have solved any of this planet’s more pressing concerns. I love Pomplamoose, but Pomplamoose haters would not have had a Hyundai commercial to kick around this winter. We could have had that high speed rail now, and not in 25 years. Independent energy by 2035? Easy! By 2025! People of the world, we have enough acoustic covers of songs to last us until the end of time. You don’t need to make another one, listen to another one, tell a friend about another one, ever again. Ever!

Pernah terpikir untuk membuat versi akustik dari sebuah lagu, baik itu lagu terkenal maupun lagu yang tidak terkenal. Lalu kamu melakukannya, tapi eits…. tunggu dulu.

Coba cari di Youtube versi akustik dari sebuah lagu, dan hasilnya amat sangat banyak. jadi ga usah lah cover akustikan meskipun hasil ny bagus. Bukan apa2, orang2 udah pada jenuh!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

FISIKA MUSIK

Berlanjut dari hasil penelitian FISIKA BATIK yang kini tengah menjadi kerja enterpreneurship oleh rekan-rekan di acroBatik (http://www.acrobatik.biz), penelitian atas variasi dan potensi diversitas musik tradisional Indonesia, yang dirintis sejak dari tahun 2004 saat ini berhasil mendapatkan beberapa perkembangan yang sangat menggembirakan. Pada pertengahan tahun 2010 ini, tim peneliti Bandung Fe Institute,melalui supervisi Prof. Yohanes Surya, Ph.D, telah melahirkan inovasi baru dalam teknologi musik, yang disebut dengan “Fisika Musik”.

“Fisika Musik” ini mampu "menumbuhkan kecerdasan musikal" dalam perangkat komputasi. Inovasi ini memungkinkan komputer dapat membuat lagu baru secara otonom, tanpa intervensi manusia (seni generatif). Karya anak bangsa ini merupakan inovasi sains dan teknologi sebagai:

- Teknologi musik generatif pertama di dunia yang dibuat berdasarkan variasi musik tradisional.
- Teknologi musik generatif pertama di asia tenggara.

Penelitian ini dilakukan melalui pemetaan atas data lagu-lagu tradisional Indonesia, yang sekian lama telah dikumpulkan secara partisipatif melalui "Perpustakaan Digital Budaya Indonesia" (www.budaya-indonesia.org). Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya kepada pihak-pihak yang telah menyumbangkan datanya di situs tersebut.

Versi awal dari “Fisika Musik” resmi dilucurkan ke publik pertama kali di Pekan Produk Kreatif Indonesia (PPKI) 2010, pada tanggal 23-27 Juni 2010. Untuk itu, kami juga mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia yang telah membantu sosialisasi penelitian “Fisika Musik”.

Pada kesempatan ini, kami meluncurkan “MUSIQU”, sebuah album musik generatif pertama di Asia Tenggara. Karya ini dipersembahkan untuk memperingati Hari Kemerdekaan RI ke 65 dan mengingatkan kita akan kekayaan diversitas budaya melodis di kepulauan Indonesia. Risalah tentang album ini dapat dilihat pada: http://kopisantan.wordpress.com/2010/07/21/album-musiqu/

Mari Mencintai Indonesia, Mari Menginpirasi Dunia!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

10 Fakta Penting Tentang Anak dan Musik

Oleh Dian Pertiwi - Majalah Parenting
Musik mencerdaskan anak. Pasti pernyataan yang satu ini sudah tidak asing di telinga Anda. Tapi, mungkin anda bertanya-tanya, bagaimana persisnya musik bisa mencerdaskan anak?, fakta-fakta berikut ini bisa memuaskan keingintahuan Anda.

Fakta #1 :
Tiap anak terlahir dengan naluri musik
Sebenarnya, anak sudah mengenal musik sejak di dalam kandungan. “Degup jantung mama saja sudah bagaikan alunan musik perkusi di telinga janin, “ kata Chepy Soemirat, Seminator Musik Ensemble dari Yamaha Musik Indonesia, Jakarta, yang biasa melatih musik para guru sekolah dasar di pelosok Nusantara. Ya, di sekitar bulan ke-4 kehamilan, janin sudah mampu mendengar 'musik' didalam tubuh mama. Menginjak bulan ke-7, organ pendengaran si kecil kian berkembang dan ia mulai mengenali berbagai suara, termasuk yang di dengarnya dari luar.

Fakta #2 :
Mama, guru musik pertama si kecil
Meski darah musik mungkin tidak mengalir dalam diri anda, anda tetap menjadi 'guru musik' pertamanya. Senandung lembut saat membuai si kecil, atau lagu riang yang anda nyanyikan saat bermain dengannya, semua ini berperan besar dalam mengasah naluri musik anak. Jadi, Anda bisa memperkenalkan musik sedini mungkin, tanpa harus menunggu sampai anak cukup besar untuk mengikuti pendidikan musik. “Sebagai role model, orang tua memegang peranan utama. Jika Anda cinta musik, anak akan lebih sering memperoleh stimulasi dari lingkungannya,” jelas Rustika Thamrin, Psi., CPHR, CBA, psikolog anak dan keluarga dari Brajawijaya Women and Children Hospital, Jakarta.


Fakta #3 :
Musik menyehatkan !
Para periset menemukan musik atau bahkan senandung mama bisa membantu bayi prematur menambah berat badan dan lebih cepat keluar dari rumah sakit. Tak heran, unit perawatan neonatal intensif (NICU) di beberapa rumah sakit rajin memutarkan musik bagi bayi prematur. Hal serupa juga terbukti dari sebuah studi di Jerman yang dilakukan terhadap 100 bayi yatim piatu dengan kondisi kesehatan buruk. Mereka diasuh oleh para pengasuh dengan sentuhan, stimulasi musik melimpah, serta intonasi suara yang naik turun. Hasilnya? Kesehatan mereka membaik hingga 100%. Sementara pada orang dewasa, musik pun dikenal bisa menurunkan tekanan darah dan membuat degup jantung lebih teratur.

Fakta #4 :
Musik baik untuk otak
Baik dalam kandungan, semasa bayi maupun kanak-kanak, musik membantu sel-sel syaraf otak membentuk berbagai koneksi yang bisa membantu kita memahami bahasa. Mark Tramo M.D., medicalneurobiologist dari Harvard Universit, Amerika, menjelaskan, “Dalam otak manusia, jutaan sel syaraf membentuk sirkuit atau jaringan, yang menjadi aktif saat kita mendengarkan musik. Sirkuit-sirkuit ini berhubungan dengan daya ingat, perhatian, emosi, kontrol motorik, dan kemampuan berbahasa.”
Musik juga menyeimbangkan kedua belahan otak : belahan kiri (memungkinkan kita untuk berjalan dan berbicara) dan belahan kanan (memungkinkan kita melakukan hal-hal kreatif). Bermusik mengaktifkan kedua belahan ini, dan belum ada aktivitas lain yang memberi efek serupa!
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MEMILIH ALAT MUSIK
Alat musik yang 'ramah' bagi balita adalah electone. Mengapa? Tuts-nya sesuai kekuatan otot jari si kecil. Juga, electone memiliki jangkauan nada yang luas dan dua tingkat keyboard, sehingga anak bisa belajar membedakan suara melodi dan harmoni dengan jelas.
Menjelang usia enam tahun, saat otot-otot tangan dan kakinya sudah lebih kuat, Anda bisa mulai mengenalkan anak pada piano, biola, gitar, atau bahkan drum, tergantung pada minatnya.
Sikecil berminat pada alat musik tiup? Saat ia berusia sekitar tujuh atau delapan tahun, mulai perkenalkan pada recorder atau suling. Ketika usianya sudah cukup dan kemampuannya berkembang, anak bisa melanjutkan dengan alat musik tiup lain seperti flute, saksofon, klarinet, dan semacamnya.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Fakta #5 :
Anak lebih peka berkat musik
Selain menyehatkan dan 'mengasah' otak, musik juga bisa berguna untuk menunjangsi kecil dalam mengenali emosi. Sebuah studi di Ohio, Amerika, menemukan anak-anak dari berbagai usia bahkan yang tidak berlatar belakang musik, mampu mengenali 'emosi'yang terkandung dalam musik. Tak hanya itu, musik bisa sangat bermanfaat bagi kehidupan sosial anak kelak. Melalui musik, anak diajak mengikuti ritme. Hal ini akan menstimulasi otak kiri, yang banyak terkait dengan kemampuan mengikuti aturan. Dan saat anak bermain dan bergerak sesuai iringan musik, kepekaannya terhadap 'aturan tak tertulis' bisa lebih terasah, tentu saja ini akan banyak manfaatnya saat ia terjun ke tengah masyarakat kelak.
Fakta #6 :
Pendidikan musik bisa dimulai sejak usia balita
Sejak usia tiga tahun, anak sudah mulai mengikuti kelas persiapan untuk belajar musik (tahap pengenalan). Pada usia ini kemampuan pendengaran anak berkembang dengan pesat, dan pengalaman bermusik akan terekam sebagai memori menyenangkan, kepekaan anak terhadap beragam nada dan suara pun terasah. Jadi, kemampuan musik si kecil tertanam dengam sendirinya, ujar Lichin Harty, Chief Instructor Junior Music Course, Yamaha Musik Indonesia.

Fakta #7 :
Musik, penyaluran stres yang positif
Bermain musik bisa menjadi sarana penyaluran stres yang positif bagi anak.”Tekanan yang dihadapi anak kini semakin berat. Jika anak bisa bemain musik, ia mempunyai acar melampiaskan stres yang jauh lebih baik daripada bermain video game, misalnya, “ kata Rustika, psikolog yang juga mama tiga anak. Tak ada salahnya pula jika Anda mengimbangi kegiatan bermusik anak dengan kegiatan lain yang bersifat teamwork, seperti paduan suara, bemain futsal, atau olahraga kelompok lainnya.

Fakta #8 :
Bakat bukan segalanya
Bakat musik yang diturunkan ternyata hanya menentukan 20% keberhasilan anak. Sisanya?
Lingkungan keluarga berperan. Anak yang berbakat belum tentu bisa menonjol jika musik jarang di perdengarkan di rumah. Sebaliknya, anak yang tidak punya darah musik di keluarga bisa saja mengembangkan naluri musik yang peka, jika orang tuanya rajin memberi stimulasi sejak kecil. Dan ingat, 90% kunci keberhasilan bermusik adalah latihan. “Umumnya anak hanya bertemu guru satu jam dalam seminggu. Jadi, latihan rutin di rumah penting. Sebentar saja sekitar 15-20 menit sehari, “jelas Lichin.

Fakta #9 :
Musik harus dipelajari dalam suasana menyenangkan
Belajar dalam suasana menyenangkan akan membuka sistem limbik. Sistem limbik adalah semacam 'pintu', agar informasi dapat mencapai bagian otak yang bernama cortex cerebri.
Cortex Cerebri, yang volumenya meliputi 80% dari otak, adalah tempat penyimpanan daya ingat jangka panjang serta tempat berlangsungnya proses analisa berfikir. Itu sebabnya rata-rata kelas musik untuk balita berusaha menarik minat anak dengan aneka kegiatan seperti mendengar, bernyanyi, dan membaca. Dengan begitu, si kecil akan makin bersemangat bermusik.

Fakta #10 :
Partisipasi orang tua menentukan keberhasilan
Pada kelas musik untuk balita, biasanya orang tua diminta mendampingi sebagai partner belajar anak. Mengapa? Keterlibatan orang tua sangat penting dalam kemajuan pendidikan musik anak. Bangkitkan semangat berlatih si kecil dengan menemaninya berlatih dan memberi perhatian pada perkembangannya. Jangan lupa, sering-sering beri pujian atas usaha dan pencapaiannya!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS