Claudhy Fitria. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Keanehan Lagu Anak

Lirik lagu anak klasik seperti “bintang kecil dilangit yang biru” merupakan salah satu lagu anak yang cukup dikenal hingga sekarang ternyata memiliki kerancuan dari kata bintang yang hanya ada di waktu malam hari, sedangkan kondisi langit pada malam hari adalah berwarna hitam, bukan biru. Kesalahan lagu terlihat pada lirik lagu tersebut. Hal ini juga terjadi pada banyak lagu anak lainnya. Dengan kesalahan lirik dan pesan dalam lagu tersebut bagaimana bisa mencerdaskan kehidupan anak, karena anak masih terlalu polos dan menerima apa saja yang di opinikan kepadanya. Hal tersebut juga dapat menjadi salah satu alasan mengapa lagu anak kurang diminati oleh anak-anak,

Pencipta lagu anak kadang menciptakan lagu anak berdasarkan imajinasi yang memang baik untuk anak, tetapi imajinasinya tidak dapat ditangkap secara rasional, selain itu pencipta lagu anak seperti menganggap anak sebagai khalayak pasif yang hanya tertarik pada nada yang semangat saja dan tidak memahami makna dari suatu lirik lagu serta tema yang terkandung di dalamnya.

Komunitas ibu peduli anak We R Mommies menunjukkan hampir 70% anak dari anggotanya hafal dengan lagu anak klasik dan 30% diantaranya menanyakan maksud yang ada dalam pesan lagu anak tersebut. (Anonim, 2008. hal. 2)

Anak zaman sekarang lebih pandai dan mampu memilih lagu yang disukainya. Asupan gizi, lingkungan serta pembelajaran dalam keseharian mampu membuat anak menjadi lebih cepat bisa menalar persoalan yang rasional atau tidak, misalnya saja iklan “Dancow” yang menunjukan kepintaran anak dalam menalar secara rasional. Akan tetapi, banyak juga anak yang belum mampu menalar secara rasional. (Seto: 2009)

Selain itu juga ada contoh lain dari iklan susu anak brand SGM yang mempunyai lirik lagu “naik-naik ke puncak gunung tinggi-tinggi sekali, kiri kanan ku lihat saja banyak pohon cemara” kemudian anak kecil tersebut menjawab “adanya pohon strawbery” karena dia berada diantara pohon strawbery. Anak menyadari adanya kesalahan yang terjadi dalam lirik lagu anak. Memang hal itu adalah skenario, tetapi apabila di lihat oleh berjuta-juta anak di Indonesia, anak yang melihat juga akan menyadari akan kesalahan tersebut. (Santi: 2008-2009. hal. 3).

Hal berbeda terjadi jika tanpa bimbinagan dari orang tua atau guru, anak yang belum mampu menilai secara rasional akan membuat persepsi yang salah mengenai lagu tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya telaah dan bimbingan untuk anak. Sedikit sekali orang, terutama orang tua menyadari adanya kesalahan dalam pesan lagu anak. Orang tua hanya memikirkan yang penting anaknya suka dengan lagunya. Terkait dengan hal tersebut lagu anak memeiliki beberapa kesalahan yang perlu dikaji.


Aspek komunikasi dalam kajian ini terdapat dalam lagu karena seseorang menciptakan sebuah lagu, dirinya berperan sebagai komunikator. Lagu yang dihasilkan adalah subuah pesan yang mempunyai makna, kemudian lagu yang telah jadi dinikmati oleh audiens yang tertarik dengan lagu tersebut. Melihat lagu mempunyai fungsi dan tujuan, serta terdapat unsur komunikasi di dalamnya, maka lagu mempunyai karakteristik yang sama dengan komunikasi massa. Selain itu lagu memiliki kesamaan juga dengan komunikasi antar pribadi jika lagu disampaikan seseorang ke orang lain yang menggambarkan suasana hati dan perasaan sesuai lagu yang disampaikan.

Sebagai komunikasi massa, lagu merupakan ungkapan ide, dan pesan dari pencipta lagu kepada publik yang dituju melalui kekuatan kata dan nada, atau sebagai komunikasi antar pribadi yang disampaikan seseorang yang tidak sebaiknya penciptanya ke orang lain yang ditujukan dalam konsep hubungan pribadi. (Nurudin: 2007. hal. 64 – 65)

Lagu anak sebaiknya mengkomunikasikan tema dan bahasa serta rasionalitas yang sesuai untuk anak, karena semakin lagu klop untuk anak, maka anak akan tumbuh dan berkembang apa adanya tanpa mengalami pendewasaan dan pembodohan dari lagu tersebut. (Hasan: 2008)

Lagu akan komunikatif apabila bahasa dalam pesan yang disampaikan itu dapat dimengerti oleh publik. Lagu juga akan berkesan apabila dalam penyajiannya itu terdapat suatu kekhasan atau keunikan sehingga ia tampil secara istimewa, mudah dibedakan dengan yang lain. Maka dalam berkomunikasi, diperlukan sejumlah pengetahuan yang memadai seputar siapa publik yang dituju, dan bagaimana cara sebaik-baiknya berkomunikasi dengan mereka. Semakin baik dan lengkap pemahaman kita terhadap hal-hal tersebut maka akan semakin mudah untuk menciptakan bahasa yang komunikatif.

Fungsi hakiki bahasa adalah pengembang akal budi dan pemelihara kerja sama. Dalam wujudnya sebagai suatu sistem, pertama-tama, bahasa adalah sebuah institusi sosial yang otonom, yang keberadaannya terepas dari individu-individu pemakainya. Bahasa merupakan salah satu jaringan tanda. Secara khusus tanda-tanda kebahasaan memiliki karakteristik primordial, yakni besifat linier (penanda) dan arbitre (petanda). (Pierce: 2008)

Semua komunikasi melibatkan tanda (signs) dan kode (codes). Tanda-tanda dan kode-kode itu ditransmisikan atau dibuat tersedia pada yang lain: dan bahwa pentransmisian atau penerimaan tanda atau kode komunikasi adalah praktek hubungan sosial. (Effendy: 1987. hal. 8 )

Kajian musik dalam lagu anak ditujukan pada sistem tanda, untuk menjangkau pendengarnya, penggubah musik mempersembahkan kreasinya dengan perantara pemain musik dalam bentuk sistem tanda perantara tertulis menjadi visual. ( Sobur : 2006. Hal. 144)

Dapat disimpulkan lagu juga merupakan salah satu praktik hubungan sosial yang berinteraksi melalui bahasa dan kata yang terkandung di dalamnya. Target yang dituju dalam lagu anak sendiri adalah anak-anak. hubungan sosial terjadi dari pencipta lagu dengan anak-anak, serta anak yang satu dengan anak yang lainnya yang mengungkapkan perasaan melalui sebuah lagu.

Komunikasi adalah pengelolaan pesan-pesan dengan tujuan menciptakan makna. Komunikasi terjadi kapan saja dan seseorang berusaha menanggapi suatu pesan, serta berusaha memberikan makna kepadanya. (Bulaeng: 2002)

Jika proses-proses merancang isi pesan yang memadai, maka proses komunikasi dapat berlangsung secara efektif. Faktor-faktor nilai, ideologi, budaya, dan sebagainya yang hidup dalam suatu organisasi media atau dalam diri individu merupakan faktor yang menentukan dalam proses pembuatan pesan. Bahwa pesan dihasilkan melalui proses yang melibatkan nilai-nilai, kepentingan, pandangan hidup tertentu dari manusia yang menghasilkan pesan. (Suhardi: 2008)

Pesan yang ada dalam lagu anak jika melibatkan nilai dan norma sesebaiknyanya yang mendidik dan berguna untuk anak, misal sebagai upaya untuk penyemangat balajar. Akan tetapi, kenyataannya sekarang ini tujuan lagu anak tidak cocok maksud dan tujuannya, misalnya tema cinta yang di bawakan oleh lagu dari Gita Gutawa.

Perlu adanya norma-norma sosial yang mengatur akan banyaknya peredaran lagu anak yang ternyata kurang cocok untuk anak, karena sampai sekarang belum ada peraturan perundangan yang mengatur akan batasan lagu anak yang baik atau buruk. Norma sosial memang sulit untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, hanya kesadaran individu dan masyarakatlah yang mampu mengawasinya.

Kehidupan sastra lagu anak tidak bisa diukur hanya dari salah satu unsur saja. Sebab kehidupan musik hanya bisa dikatakan maju, jika semua unsur sudah memperlihatkan kemajuannya. Para pembuat karya sastra sebut saja pengarang lagu anak, musikalitasnya berkualitas. Para label musik, semakin banyak dan kian membuka peluang besar bagi para pengarang lagu anak yang baru. Dan pendengarya semakin bertambah banyak. Sebab lagu anak tidak akan bisa memasyarakat, jika ketiga unsur tersebut tidak dinamis. Apalagi kalau salah satu di antaranya tidak berjalan lancar. (Rosidi: 2002)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar