Claudhy Fitria. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Dugaan Permulaan Musik

Tak seorangpun mengetahui kapan orang mulai membuat musik. Boleh jadi secara alami musik sudah mulai dimainkan ketika pertama kali manusia hadir di muka bumi ini. Tampaknya bagi masyarakat primitif musik merupakan cara alami untuk mengekspresikan emosi-emosi yang mendasar seperti bahagia, marah, cinta, dan juga rasa kagum terhadap hal-hal ghaib atau kekuatan alami. Sebagian dari musik dicipta untuk mengiringi tari-tarian ritual atau orang bekerja. Ketukan kaki dan tepukan tangan diduga merupakan instrumen pertama mereka. Secara bertahap kemudian orang mulai menemukan cara memproduksi suara yaitu dari cekungan semacam buah labu yang dipukul dengan tongkat atau dengan ditiup. Setelah memperhalus bunyi-bunyi tersebut mereka mulai mengkombinasikan nada-nada dan ritme dengan berbagai cara sehingga lahirlah seni musik.

Namun pada tahap tersebut seni musik masih jauh dari pengertian musik serius atau musik sebagai seni murni (fine art) karena masih dipenuhi dengan dorongan-dorongan emosi primitif. Selama kurang lebih 2000 tahun, para musisi memperhalus elemen-elemen musik, mengembangkan dan mengorganisasikan ke dalam struktur yang lebih kompleks. Dengan suatu kekuatan mendramatisasi suasana maka tercapailah kondisi musik serius seperti yang kita dengar saat ini (Barry, 1965).

Bila kita perhatikan dugaan proses lahirnya seni musik tersebut, maka secara keseluruhan memiliki kemiripan dengan teori evolusi kebudayaan Morgan, bahwa masyarakat manusia berevolusi melalui tiga tahap perkembangan. Pada tingkat pertama yang berlangsung sebelum penemuan tembikar, yaitu pada saat ditemukannya api, musik masih sangat sederhana. Pada saat itu, di samping musik dihasilkan melalui penggunaan tubuh mereka sendiri sebagai instrumen, juga dengan memukul benda-benda. Setelah busur panah ditemukan timbullah ide untuk mengembangkan alat musik berdawai. Di samping itu timbul pula ide untuk membuat musik pengiring upacara ritual sebelum berburu yang gerakan-gerakannya menirukan tingkah laku binatang-binatang.

Pada jaman Barbar, saat manusia menemukan keramik, yang disusul dengan awal dari ketrampilan beternak dan bertani, berkembanglah musik pengiring orang bekerja dan juga pengiring ritual syukuran, misalnya saat panen. Karena pada masa ini orang sudah pandai membuat logam maka dibuatlah alat-alat musik perkusi seperti gong, gamelan, dan sebagainya. Ketika memasuki tahap sivilisasi, manusia mulai mengenal tulisan sehingga tumbuhlah ide untuk menotasikan dan mempublikasikan musik. Dengan demikian terjadilah interaksi yang baik di antara konsep dan praktik musik. Sejak itu musik klasik mengalami perkembangan yang intensif hingga mencapai puncaknya dan menjadi berbeda setelah melewati abad ke-20.

Sumber-sumber tertulis baik dalam bentuk catatan-catatan, notasi musik, maupun teori musik, merupakan bahan primer dalam penyusunan sejarah musik. Sementara itu relief-relief yang terukir pada dinding guagua dan kuburan-kuburan merupakan data-data sekunder. Data-data musikal mengenai musik tertua di Eropa ialah musik Yunani, sementara itu di Timur ialah Mezopotamia (kira-kra tahun 3000 SM), sedangkan di Asia ialah Cina dan India. Musik klasik (non tradisional) yang kita kenal sekarang berawal dari Eropa abad ke-6 SM. Sebelum masa itu Eropa juga menggunakan lat-alat musik yang sama dengan yang ada di Timur dan Asia, yaitu alat musik petik atau berdawai.

Ide-ide teoretis bangsa-bangsa di luar Eropa pada beberapa abad sebelumnya merupakan warisan yang berharga, namun karena terika oleh tradisi maka musik serius atau klasik dan juga instrumen-instrumen mereka tidak berkembang terlalu jauh dari aslinya. Walaupun demikian sementara kebudayaan musik di Eropa cenderung sejalan atau menyatu karena antara satu bangsa dengan bangsa yang lainnya senantiasa berinteraksi, musik-musik non Eropa memiliki varian yang sangat kaya. Kini idiom-idiom musik tersebut menjadi daya tarik para komponis klasik sebagai bahan komposisi dan penyelidikan ilmuwan-ilmuwan musik. Walaupun juga tidak terhindar dari keterkaitannya dengan kepercayaan terhadap hal-hal mistis, bangsa Eropa berusaha melepaskan diri dari tradisi yang mengikatnya bahkan mungkin juga keyakinan agamanya. Sehubungan dengan itu, dengan konsep pemikiran rasional mereka memformulasikan dan mengembangkan konsep-konsep dasar teori musik. Penemuan-penemuan dalam bidang teori musik kemudian dikembangkan oleh para musisi, maka dengan adanya interaksi di antara penemuan teori musik dan pembuatan musik maka evolusipun terjadi secara bertahap.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar